Tugas Esai Novel Love in B Minor
POSTED ON: Sabtu, 26 Maret 2011 @ 7:39 PM | 0 comments
Ini neh tugas esai praktek bahasa indonesiaku... cuman pengen share aja buat bagi-bagi ilmu :) mohon maaf sebelumnya kalau misal ada yang salah :D tapi Insyaallah bener kok .... hehe :
Cinta itu melihat dengan hati, hendaknya jangan melihat dari segi fisik saja, karena hal it bukan merupakan sebuah jaminan untuk bahagia. Ada pepatah yang mengatakan “Don’t look the book from the cover”, belum tentu yang terlihat bagus di luar mencerminkan sesuatu yang ada di dalamnya. Perjalanan hidup itu tidak bisa ditebak, begitu juga dengan cinta. Hal itulah yang dialami oleh Bimi. Menjadi pacar seorang selebritis tentunya adalah keinginan banyak orang. Berawal dari kisahnya bersama Rega Bastian – artis yang sedang naik daun. Entah hal apa yang membuat Rega menjadikan Bimi sebagai pacarnya, yang jelas menurut Rega, Bimi adalah sosok perempuan yang baik dan apa adanya. Bimi pun juga sangat mencintai Rega.
“Kalau Rega jadi jelek, kira-kira aku bisa nggak ya terima dia apa adanya? Nggak jadi ilfil pas liat tampangnya. Tetap mau jalan bareng dan jadi pacarnya, walau pastinya malu-maluin kalau diajak hang out di mal.” – Bimi Reniamisyah (halaman 72)
Hal itu merupakan pandangan tokoh utama mengenai nasib kekasihnya, Rega, yang menjadi korban ledakan pom bensin. Menerima kenyataan itu merupakan hal yang sangat sulit untuk Bimi. Cemoohan dari teman-temannya pun menjadi momok yang tak asing lagi untuknya semenjak Rega pergi berobat ke luar negeri. Hidup tanpa kabar dari Rega membuat Bimi hopeless. Dan masih banyak lagi masalah yang timbul saat Rega tidak ada di sisi Bimi.
Di tengah kegalauan hati Bimi, dia berusaha menyibukkan dirinya dengan mengikuti les piano. Setidaknya ia dapat melupakan masalahnya sejenak. Semenjak mengikuti les piano, Bimi mendapatkan teman-teman baru, pengalaman baru, dan sosok pria baru tentunya. Pesona Kak Dae guru musik Bimi yang keren menjadi cobaan bagi hubungan Bimi dan Rega. Hidup tanpa pacar yang entah bagaimana kabarnya membuat Bimi tertarik pada Kak Dae. Sosok Kak Dae yang pada awalnya “dingin” kini berubah mejadi sosok yang ramah dan “hangat” semenjak Kak Dae menyanyikan sebuah lagu berjudul Love yang di aransemen menggunakan nada B minor.
Perjalanan cinta seseorang memang tidak bisa ditebak karena jodoh ada di tangan Tuhan. Seperti yang dialami Bimi, kehadiran Kak Dae dapat mengobati hatinya yang lelah akan ketidakpastian cintanya terhadap Rega. Hari demi hari mereka lalui bersama, membuat Kak Dae benar-benar mencintai Bimi. Rega yang tak pernah menghubunginya selama sebulan membuat Bimi beranggapan hubungannya dengan cowok itu tidak akan bertahan lama lagi. Dia pun berpikir untuk mulai beralih kepada Kak Dae.
Hingga tibalah hari itu, dimana Rega kembali ke Indonesia dan ingin bertemu dengan Bimi. Bimi dijemput oleh Mbak Ryeana, kakak Rega, dia menceritakan betapa cintanya Rega terhadap Bimi bahkan saat Rega berada jauh dari Bimi.
“Aku punya satu prinsip, Bimi. If yo really love someone from deep inside your heart, kamu akan melakukan apapun agar dia bisa bahagia. ” – Mbak Ryeana (halaman 164).
Bimi menjadi speechless mendengar ucapan Mbak Ryeana. Bimi merasa bersalah terhadap Rega karena ia telah mengkhianati cinta Rega. Bimi tak ingin cepat-cepat bertemu Rega, Ia belum siap menerima kenyataan: apakah Rega telah berubah menjadi kodok atau tetap seorang pangeran tampan seperti dulu. Kalau kita benar-benar mencintai seseorang, seharusnya kita bisa mempertahankannya. Saat Bimi bertemu dengan Rega, ternyata tak ada yang berubahnya darinya. Wajahnya pun tetap tampan seperti biasanya.
Segala sesuatu pasti ada titik temu dan titik terangnya. Begitu juga dengan segala permasalahan yang terjadi di antara Bimi, Rega, dan Kak Dae. Bimi tak bisa memutuskan hubungannya begitu saja dan beralih kepada Kak Dae, begitu juga sebaliknya. Namun menurut Bimi, hanyalah Rega yang bisa memahami Bimi. Semenjak mendengar cerita dari Mbak Ryeana, hati Bimi terketuk. Ia pun tetapa memilih Rega menjadi kekasihnya karena hanya cinta yang berasal dari hati yang akan tetap bertahan.
Cara penulis, Anindita, menggambarkan jalan cerita novel ini seru dan tidak membosankan. Kita dapat dibuatnya geli dan tertawa terbahak-bahak. Dengan gaya bahasa yang khas anak muda dan mudah dipahami.
Sampai pada akhir cerita pun, kisah tetap terjaga dengan suasana yang sarat dengan persahabatan, kasih sayang, dan kisah yang sedikit menggelitik. Sungguh cerita dengan ending yang tak terduga namun tetap bisa membangun chemistry antara pembaca dengan isi cerita di novel Love in B Minor ini.
Bagaimanakah perasaan kita bila harus menerima kenyataan bahwa orang yang kita cintai harus menjadi korban ledakan bom? Bagaimanakah perasaan kita bila harus memilih diantara dua pilihan yang sulit? Ya, semua itu terjadi secara natural. Dan kesemuanya sudah diatur dalam kuasa Tuhan. Tuhan mengirimkan orang-orang di sekitar kita dengan cara dan kejadian tak terduga. Dan satu lagi, cinta yang sebenarnya itu bisa kita dapatkan hanya dari hati bukan fisik semata.